
(Baca Perlahan, Pernahkah anda merasa seperti ini ?)
Aku sering merasa hatiku kosong .
Setiap hari hanyalah ketidaksadaran yang kulakukan secara sadar. Rumit memang,
tapi hanya itulah yang kurasakan. Aku merasa tidak punya suatu tujuan yang
berarti dalam hidupku. Satu hal yang membuatku terus bertahan di sini hanyalah:
aku sendiri. Aku menyayangi diriku sendiri dan aku akan selalu berusaha
membuatnya tetap berdiri walau terjangan angin kehidupan begitu kencang. Namun,
belakangan ini aku mulai membenci diriku sendiri. Aku rasa tidak ada sesuatu
apapun lagi yang mampu menopang tubuhku yang mulai rapuh. Aku tak bisa
menahannya sendiri. Berat sekali . Bahkan
hanya untuk berdiri sekejap dan berpura-pura sedikit lebih tegar. Aku lelah.
Aku butuh seseorang. Seorang yang merasa bahwa aku ini berharga
untuknya. Aku berusaha meyakinkan diriku sendiri bahwa seseorang itu sebenarnya
ada. Dan dia memang benar-benar ada. Seseorang itu, aku sangat membutuhkannya.
Tapi kenapa aku tidak pernah merasa menyayanginya.
Jujur, aku rasa ia tak pernah
membuatku begitu kehilangan saat ia pergi atau kelegaan saat ia datang.
Perhatian dan kata-kata dariku selama ini lebih mengandung ketidaktulusan.
Bahkan beberapa adalah KEBOHONGAN. Aku tak tahu mengapa aku begini. Padahal
mungkin aku tak bisa hidup tanpanya.
Aku, seseorang yang selalu
disayangi sepenuh hati dan dijaganya. Tapi apa yang kulakukan? Aku hanya
memandanganya dengan acuh. Bahkan saat ini, detik ini, aku masih belum mampu
merasakan rasa cintanya. Apapun perjuangan yang ia lakukan untukku selama ini,
belum bisa kurasakan letihnya.
Mungkin semua terjadi karena aku tak pernah merasakan
kehadirannya ketika aku terpuruk. Aku sering dianggapnya baik-baik saja.
Padahal aku sangat lelah menahan beban ini sendiri. Aku hanya ingin sesekali ia
bertanya, “bagaimana kabarmu hari ini?”. Namun akhirnya aku hanya merasa getir
di hatiku karena pertanyaan itu tak pernah sampai padaku.
Mungkin ia mulai merasa bahwa aku
kini mengacuhkannya. Dan kini ia mulai memberi perhatian lebih dari yang ia
berikan dulu. Namun aku tetap merasa, itu bukanlah sebuah perhatian yang sepenuh hati. Walaupun aku tahu ia sangat
tulus, aku tetap mengacuhkannya.
Tuhan….
aku rasa aku telah sangat berdosa padanya. Bagaimana cara agar aku lebih
menghargainya? Aku ingin ia menjadi pasak berharga dalam hidupku yang semakin
goyah ini. Aku ingin menyayanginya. Aku ingin merasakan kasih sayangnya. Aku mohon , jadikan aku seorang yang
menyayanginya dengan tulus…
maafkan aku
……
……………
..………..........
Ibu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar