
Malam itu keadaan sangat dingin karena baru saja
terjadi hujan deras. Ketika panitia pada pergi entah kemana (mungkin rapat
anggota) dan hanya tersisa dua panitia cowok dan dua anak PMR yang cowok pula.
Para peserta cewek tiba-tiba teriak manggil kakak-kakaknya (termasuk aku).
Ternyata
ada dua peserta cewek mengalami kedinginan akut dalam keadaan tidak dapat
diajak komunikasi dengan baju yang
basah. Dan akhirnya aku dan tiga cewek seperjuanganku mau nggak mau harus
nolongin tuh peserta. Aku kira hanya kedinginan biasa. Namun, keadaannya yang
semakin parah memaksa kami menelpon senior untuk minta tolong. Dari situlah,
aku dan teman-temanku tahu bahwa dua peserta tadi mengalami HIPOTERMIA.
Kalian
tahu apa itu HIPOTERMIA? Nggak tahu? Ah, kalian pasti kurang info. Hahaha…
Hipotermia adalah suatu kondisi dimana
tubuh kehilangan suhu panasnya dengan cepat sehingga menyebabkan temperatur
tubuh menurun drastis dan kondisi ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan
kematian. Nah loh, ngeri nggak tuh?
Mengapa
Hipotermia bisa terjadi?
![]() |
Pendaki Gunung rawan mengalami Hipotermia |
Hipotermia
terjadi akibat suhu, angin, dan air yang dingin. Pakaian yang basah, terlalu
lama kontak dengan air, terkena kondisi dingin yang lama dan tidak menggunakan
pelindung dingin, kurang sehat, kelelahan serta kurang tidur.
Apa
tanda-tandanya?
Penderita Hipotermia biasanya akan mengalami hal-hal berikut :
a. Berbicara
melantur
b. Kulit
berubah jadi keabu-abuan
c. Detak
jantung melemah
d. Tekanan
darah menurun dan terjadi
kontraksi otot sebagai usaha tubuh untuk menghasilkan panas
e. Pada
penderita moderate, detak jantung dan respirasi melemah
f.
Pada penderita hipotermia parah, penderita tidak sadar diri, badan
menjadi kaku, pupil mengalami dilatasi, hipotensi akut dan pernapasan sangat
lambat hingga tidak kelihatan.
g. Dalam keadaan sangat
Bagaimana
menanganinya?
Begini,
dari pengalamanku sendiri, waktu itu aku tidak tahu apa-apa bagaimana mengatasi
hipotermia. Dalam keadaan panik, aku hanya berusaha mengingat-ingat pelajaran
apa yang pernah diajarkan oeh kakak-kakak pecinta alamku dulu. Kata mereka,
penderita hipotermia harus secepatnya dibawa ketempat bersuhu hangat dan kering
jika memungkinkan serta menghindari konta langsung dengan tanah. Keadaan
penderita waktu itu memakai baju basah, bibir membiru, badan bergetar hebat,
serta terlihat hampir tidak sadar. Kami segera mengganti bajunya dengan pakaian
kering. Salah satu dari mereka segera membaik dan kami memberinya minuman
hangat. Namun satu peserta lainnya masih dalam keadaan akut.
Kami
yang tidak pernah punya pengalaman menangani penderita hipotermia hanya
berusaha menyelimutinya dengan pakaian hangat. Sedangkan aku terus berusaha
mengajaknya bicara walaupun ia tidak menjawab (setidaknya masih menunjukkan
bahwa ia mendengarku dengan menganggukkan kepala) . Mengusahakan agar ia tidak
tertidur. Karena dengan tidur, membuat suhu tubuhnya semakin turun dengan cepat.
Aku juga ingat agar suhu tubuhnya dapat kembali normal, kita dapat memberikan
sentuhan dari kulit ke kulit dengan orang yang sehat. Agar suhu tubuh yang hangat
dapat mengalirkan suhu pada penderita. Lalu aku dan teman-temanku berusaha
menghangatkan tubuh peserta ini dengan menyentuhkan tangan atau kakinya dengan
tubuh kami. Aku sendiri menyentuhkan tangannya pada leherku. Dengar-dengar juga,
bagian tubuh terhangat adalah leher, kemudian telinga, serta gesekan kedua
telapak tangan. Karena di sana terdapat aliran darah utama. Lalu karena suhu
tubuhnya terlalu dingin, temanku memasukkan air mendidih ke dalam botol dan menempelkannya pada kaki
penderita. Beberapa puluh menit kemudian, akhirnya penderita dapat aku ajak
bicara dan dapat menjawab pertanyaanku. Waktu itu kakinya sempat tidak bisa
digerakkan dan merasa sangat dingin. Bahkan ketika kami menyalakan korek api
dan menelkan pada kakinya, ia tidak dapat merasakan panasnya kecuali rasa
dingin.
Namun
keadaan mulai membaik saat ia dapat membuka mata. Suhu tubuhnya mulai hangat
kecuali kakinya. Ia sudah bisa duduk dan kami memberinya minuman hangat. Lalu
menyuruhnya memakan bawang merah agar ia merasakan pedas. Dengan merasakan
pedas tubuh dapat menaikkan suhunya sendiri. Setelah keadaan mulai normal, ia
dibiarkan tidur dan beristirahat.
Tahu
tidak?
Setelah penderita sadar sebaiknya
buat perapian atau yang dapat menghangatkan tubuh disekitar penderita dan berikan
makanan manis, karena makanan yang mengandung hidrat arang dapat dengan cepat
menghasilkan panas.
Ada juga kemungkinan si korban
bakal mengalami afterdrop, yaitu situasi yang terjadi ketika suhu tubuh malah
turun ketika penghangatan. Hal ini disebabkan aliran darah tepi melebar ketika
dipanaskan. Pelebaran darah ini akan mengaliran darah yang dingin yang akan
menurunkan suhu tubuh sehingga menggangu organ dan menyebabkan kematian. After
drop dapat dihindari dengan memanaskan badan saja melalui pembuluh utama. Taruh
penghangat tepat di kedua sisi leher, kedua ketiak dan di selangkangan
(minimal).
Pada kasus-kasus ekstrem, si korban
malah merasa tubuhnya sangat panas, sehingga dia melepas pakaiannya. Ini pernah
terjadi di Gunung Salak, yang “memudahkan” pencarian korban oleh tim SAR, yaitu
dengan mengikuti jejak dari pakaian2 yg dilepas satu per satu oleh korban. Dan
korban ditemukan meninggal dalam keadaan hampir telanjang.Jadi apabila bertemu
kasus ekstrem seperti ini menimpa teman seperjalanan anda, jangan sekali-kali
mengikuti permintaan/kemauan dia untuk melepaskan pakaiannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar